كوليغاسي ‘colligation‘ في قصة يوسف عليه السلام؛ دراسة علم الأسلوب بنظرية الاتصال السردي لأليكس صبور

مستخلص البحث

"إنّ القرآن ميت وجملته تاهت وكلمته فاتت". ينظر أن القرآن في زماننا الأن كالمجلد الكتاب ليس البرهان. وكم من قارئ يقرأ ولكن لا يقرأ. وكم من بصير يبصر ولا يبصر. وجوده غيبه. وتلاوته نسيانه. هذه هي صورة تتعلق بالقرآن زماننا الأن. الزمان يتغير حين بعد حين، والقرآن ثابت ثبوت في مكانه ولا يتحرك ولو خطوة. بل بعض الناس في زماننا الحاضر يشك بحق القرآن بل يرد بصحته.

إنّ في القرآن الكريم هناك أحسن القصص بين جميع القصة الموجودة في العالم، وهي قصة يوسف علية السلام. وتتكون هذه القصة بقطعة الواقعة. والجمع بين هذة تسمى القصة. وبين الواقعة التي تتصل بواقعة الأخرى توجد الاتصال. والاتصال بين الواقعة تسمى الاتصالي الداخلي (Inner Connection). هناك ثلاثة شروط على الأقل لكتابة القصة السردية، وهي كوليغاسي (Colligation)، والمؤامرة (Plot)، وهيكل القصة (History Stucture). حتى يظهر في السؤال كيف كوليغاسي ‘colligation’ في قصة يوسف عليه السلام؟

استخدم الباحث في هذا البحث المنهج الكيفي (Qualitative Method). وهو منهج البحث الذي فيه نشاط لجميع البيانات ولا يستعمل الباحث الرقم إلاّ إعطاء و تفسير في الإنتاج. وللمنهج الكيفي طرق متنوعة منها طريقة الكيفية الوصفية (Descriptive Qualitative).

والتحليل السردي كنتائج البحث يظهر الاتصال بين قطعة القصة. حتى تكون سورة يوسف أحسن القصة في القرآن. وهذه القصة تكون تامة القصة بوجود الجواب لكل المسألة، والجواب هنا كعبرة القصة. وهذه كلها تكون براهنا ظاهرة تربط قصة يوسف بحالة مجتمع الماضي، والحاضر، والمستقبل. وطبعا بوجود هذه كلها ستطابق هذه القصة في أي زمان ومكان ما.

ABSTRACT

“Al Quran was die, the sentences and the words became nothing”. In global era al Quran likes the book not the advice. How many of readers but they did not read. And how many of knower but they did not know. The al Quran’s axis is nothing. How much al Quran been read and how much al Quran forget. This is the short description about human reality. The era was change but al Quran never changes forever.

Yusuf story in holy Quran is the best story whenever and wherever. In this narrative story divide to parts of story. Every part has some connection with other. Between connection in every part in narrative story call inner connection. This is the important thing between three things in narrative communication (colligation, plot, and history structure). Colligation is the rule or a method to find the inner connection in the narrative story.

In this research uses the qualitative method. Then researcher will use many of data and literature to finish the problem. The researcher also use descriptive qualitative to explain the result.

The result from the analysis show that there some colligation or inner connection between the parts of Yusuf story. This is the reason this story become the best one. And also the problem part gives also the fixing of problem. This is also became the advice taken from the story. But the important thing is the analysis show that there is the same of main idea between every part. This is show that the story will compatible and suitable in every era for every people in past, present, and future. And also this story will respectable whenever and wherever.

ABSTRAK

“Al Quran telah mati, kalimatnya telah tiada, dan kata yang ada didalamnya telah sirna”. Terlihat bahwa al Quran pada era global ini seakan seperti jilidan buku biasa dan tak lagi menjadi hidayah. Berapa banyak dari pembacanya namun mereka tak membaca. Berapa banyak dari mereka yang melihatnya namun seakan tak pernah melihatnya. Adanya bagai tiada. Semakin dibaca maka semakin dilupakan. Gambaran ini telah menjadi sebuah realita kekinian. Zaman telah berubah seiring dengan berjalannya waktu, namun al Quran tetap kokoh di tempat(kebenaran)nya, tak pernah bergeming dalam derasnya perubahan zaman. Akan tetapi ada sebagaian manusia mulai meragukan al Quran bahkan menentang akan keshahihannya.

Dalam al Quran terdapat sebuah kisah terbaik di antara sekian banyak kisah dalam al Quran, Bahkan ini merupakan sebuah kisah terbaik di seluruh belahan dunia. Kisah tersebut adalah Kisah Nabi Yusuf A.S. Kisah ini terdiri dari serangkaian potongan-potongan kisah. Dari penggabungan potongan-potongan inilah nantinya akan disebut sebagai narasi. Setiap potongan dalam sebuah kisah terdapat penghubung yang akan saling menghubungkan. Hubungan antar potongan kisah inilah yang disebut sebagai inner connection. Terdapat tiga syarat mutlak dalam penulisan kisah narasi dalam sebuah komunikasi naratif yaitu koligasi (colligation), plot, dan struktur cerita.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Metode Kualitatif. Metode ini merupakan metode yang akan mengumpulkan berbagai data literatur tanpa menggunakan perhitungan statistik kecuali sebagai tambahan dan keterangan dari hasil yang telah ditemukan. Dan dalam metode ini terdapat berbagai cara aplikasi dan salah satunya seperti dalam penelitian ini dengan menggunakan kualitatif deskriptif.

Hasil dari proses analisa menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara potongan cerita dalam Kisah Yusuf A.S. Hal ini juga yang menjadikannya sebagai kisah terbaik dalam al Quran. Kisah ini pula menjadi sempurna dengan adanya solusi dalam setiap permasalahan yang dihadapi. Dan jawaban inilah yang menjadi intisari cerita. Adanya persamaan ide pokok yang relevan dengan era global juga menjadi temuan dalam penelitian ini. Hal inilah yang menunjukkan bahwa kisah yususf ini akan selalu berkaitan dan sesuai dengan kehidupan manusia masa lalu, sekarang, bahkan mendatang. Dan tentu kisah ini akan selalu di manapun dan sampai kapan pun.