Nawawi, Mohamad (2017) Mitos larangan pernikahan sabda Ki Honggolono: Studi kasus di Desa Golan dan Dusun Mirah Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (FullText)
13210064.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Mitos dapat dipahami sebagai sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat dituturkan salah satunya dalam bahasa lisan. Di sisi lain mitos merupakan semacam takhayyul sebagai akibat ketidaktahuan manusia, tetapi bawah sadarnya memberitahukan tentang adanya sesuatu kekuatan yang menguasai dirinya serta alam lingkungan. Kondisi bawah sadar inilah yang kemudian menimbulkan rekaan-rekaan dalam pikiran, yang lambat laun berubah menjadi kepercayaan. Pada masyarakat desa Golan dan dusun Mirah terdapat mitos yang melarang pernikahan antara kedua daerah tersebut. Tujuan dilarangnya pernikahan antara masyarakat desa Golan dan dusun Mirah ini supaya dijauhkan dari musibah atau dampak negatif dari sabda ki Ageng Honggolono. Focus penelitian ini adalah untuk mengetahui mitos larangan pernikahan sabda ki Honggolono dan mengkolaborasikan fakta di masyarakat dengan analisis al-“urf’.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian empiris atau penelitian lapangan (field reseach). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis untuk rumusan pertama dan pendekatan deskriptif kualitatif al-“urf untuk rumusan kedua. Adapun sumber data yang digunakan yakni data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam metode pengolahan data peneliti menggunakan tahapan editing, classifying, verifying, analizing dan concluding.
Berdasarkan hasil analisis terhadap objek yang peneliti bahas, peneliti memperoleh kesimpulan bahwasannya mitos larangan sabda ki Honggolono merupakan mitos bahkan bisa disebut tradisi yang sudah ada sejak tahun 1440 an dan masih diyakini oleh masyarakat desa Golan dan dusun Mirah sampai sekarang karena larangan ini mengandung banyak maslahah bagi masyarakat. Tujuan dari larangan ini khususnya masyarakat setempat adalah untuk menjaga keturunan dan menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani. Apabila ditinjau dari konsep al-‘urf maka larangan pernikahan ini tetap boleh dilakukan karena ari segi objeknya tradisi ini termasuk al-‘urf amali dari segi cakupannya termasuk al-‘urf khash dan dari segi keabsahannya termasuk dalam al-‘urf shahih.
ENGLISH:
The myth can be understood as a story that gives a specific direction guidanceto a group of people. That story can be spoken one in spoken language. On the other hand takhayyul is a kind of myth as a result of human ignorance, but under concius tells about the existence of something that overwhelms him and forces of nature environment. It was this subconcius condition which then raises the ivention-invention in mind, which gradually turned into confidence. On the Golan village society and the hamlet of Ruby, there is a myth that prohibit marriage between these two areas. The purpose of the ban marriage between people of the village of Golan and the hamlet of Ruby that kept away from natural disasters or the negative impact of the word ki Ageng Honggolono. The focus of this research is to know the mythical ki Hongggolono sabda marriage ban and collaboration fact in the community with the analysys of al-‘urf.
This study was included in the empirical research or research field (field reseach). In this study, the researchers used a qualitative phenomenological approach to the formulation of the first descriptive qualitative approach and al-' urf to the second formulation. As for the data source that is used primary data and secondary data. Data collection methods used in this study consists of observation, interview and documentation. While in data processing methods the researchers used the stage of editing, classifying, verifying, analizing and concluding.
Based on the results of the analysis of a phenomenon which researchers discuss, researchers emperoleh conclusion that the myth of the ban ki Honggolono sabda is amyth could even be called a tradition that has been around since the year 1440 's and still believed by the community the Golan villages and hamlets Mirah until now because of this ban contains many maslahah to the public. The purpose of this prohibition in particular local community is to keep and maintain the good health of theoffspring of physical as well as spiritual. In a review of the concept of al-' urf then this marriage ban still be done because ari in terms of its object this tradition include al-' urf amali in terms of coverage including al-' urf khash and in terms of their validity is included in al-' urf.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Roibin, Roibin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Mitos; Pernikahan; 'Urf; Myth; Marriage | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Zuhria Sulkha Amalia | ||||||
Date Deposited: | 23 May 2018 13:15 | ||||||
Last Modified: | 23 May 2018 13:15 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10922 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |