Munir, Muhammad Fajarudin (2017) Kajian fenomenologis tentang makna nasab dalam perkawinan di kalangan Kiai Pesantren: Studi di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Full Text)
12210014.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Pernikahan dalam dunia Kiai cenderung pada pernikahan antara anak Kiai dengan anak Kiai yang setingkat. Para Kiai menganggap nasab seorang anak yang lahir dari orang tua yang sesama Kiai akan membuat status sosialnya terpandang dan tinggi dimata masyarakat. Namun jika seorang Kiai tidak menikahkan anaknya dengan anak sesama Kiai maka dia merasa status sosialnya jatuh dan menganggap dapat menurunkan harkat sosialnya dimata masyarakat maupun dalam keluarganya sendiri. Dalam konsep nasab yang berkembang di masyarakat pada umumnya dan dalam dunia Kiai khususnya, nasab diartikan hanya sebatas keturunan siapakah ia, kemudian kepopuleran nasabnya, bagaimana ekonomi keluarganya dan status sosialnya.Nasab menjadi prioritas utama dalam pemilihan pasangan di kalangan Kiai Pesantren.
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan 2 (dua) permasalahan, yaitu: 1) Bagaimana pandangan Kiai pesantren di Kecamatan Mojosari tentang nasab kaitannya dengan perkawinan ? 2) Mengapa nasab menjadi prioritas utama dalam tradisi perkawinan di Pesantren ?
Penelitian ini termasuk penelitian hukum empiris dengan menggunakan pendekatan fenomenologis, yaitu pendekatan penelitian yang menggunakan fenomena dan maknanya tentang nasab dengan melakukan wawancara pada sejumlah informan. Informan yang di wawancara adalah para Kiai, pengasuh pondok pesantren, dan tokoh masyarakat Kecamatan Mojosari. Bahan - bahan data pelengkap yang dijadikan referensi untuk penelitian adalah data dokumen dan bahan pustaka seperti, literatur buku, jurnal, maupun website yang berhubungan dengan kajian nasab.
Nasab adalah keturunan sedarah yang menjadikan seseorang mempunyai hubungan darah dengan garis keturunan sejalur. Sebagai akibat dari perkawinan sah menurut Islam mulai dari syarat-syarat perkawinannya, rukunnya, dan sah menurut hukum positif yaitu tercatat dalam instansi Kantor Urusan Agama. Nasab menjadi prioritas dalam perkawinan di kalangan Kiai pesantren, untuk mendapat keturunan yang baik spiritual, intelektual, dan akhlaknya karena akan berdampak pada keturunan selanjutnya. Nasab sebagai bentuk ikhtiar para Kiai dengan menikahkan anaknya dengan anak sesama Kiai dalam usaha mendapatkan generasi yang berkualitas.
ENGLISH:
Marriage for kiai (Muslim scholars) tends to be conducted in the same level (their sons/daughters vs. those of other kiai’s). Kiai considers that nasab (Lineage or line of ancestors) of a child coming from kiai will create a high and respected social status among society. However, when they do not marry off his son with the son/daughter of their fellow kiai, they assume it can lower their social values among society and their own family. Nasab, in the concept of nasab among society in general and kiai in particular, is defined only to the descendants of what he/she is, how popular the family is, how high the economy of the family is and how the social status is. Nasab becomes the main priority for kiai when considering the couples of their sons/daughters.
In this research, the author formulates 2 (two) problems: 1) how kiai in Mojosari view nasab in relation with marriage, 2) why nasab becomes the main priority of considering the couples in the tradition of marriage in pesantren (islamic boarding school) according to phenomelology study?
This research is included in empirical-law research using phenomenological approach, which is an approach which uses phenomenon and the meaning of nasab by doing interviews with some informants. The informants were the kiai, the director of pesantren and the community leaders of Mojosari. Complementary data used as reference for the current research are document and library data such as books, literature, journals, and websites related to nasab.
Nasab is a blood descendant that let a person connected in blood relationship with a line of lineage as a result of legal marriage according to Islam from the terms, conditions, and legal according to law, which is recorded in Religious Affairs office. Nasab becomes the main priority of considering couples in marriage among kiai to create spiritually, intellectually, and morally-good descendants. They believe it will affect the next descendants. Nasab is a form of Kiai's endeavor by marrying their sons/daughters with other sons/daughters of kiai to create high-quality generations.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Roibin, Roibin | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Fenomenologis; Perkawinan; Nasab; Kiai; Phenomenology; Marriage; Nasab; Kiai (Muslim Scholar) | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Zuhria Sulkha Amalia | ||||||
Date Deposited: | 23 May 2018 12:44 | ||||||
Last Modified: | 23 May 2018 12:44 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10904 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |