Hukama, Ardika Fateh (2017) Persepsi masyarakat pedesaan terhadap pendidikan tinggi di Desa Banjarsari Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk: Studi analisis teori George Herbert Mead. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
13130017.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) |
Abstract
INDONESIA:
Masyarakat pedesaan merupakan pelaku utama bagi pembangunan. Untuk itu, diperlukan adanya pendidikan tinggi sebagai upaya menggali potensi, dan menyiapkan sumber daya manusia sebagai generasi penerus untuk mengisi peran-peran tertentu di masyarakat. Di Desa Banjarsari Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk ini, memiliki lahan berpotensi pertanian dengan mayoritas masyarakat bermata pencaharian petani, buruh tani, karyawan dan pedagang. Sehingga masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena orientasi masyarakat terhadap pekerjakan sehingga masyarakat berasumsi bahwa dengan memberikan pendidikan tinggi kepada anak-anaknya akan menjadi sia-sia karena belum tentu menjamin masa depan anaknya. Dengan demikian, dibutuhkan penjelasan tentang pendidikan tinggi melalui tindakan sosial dengan tiga konsep utama teori George Herbert Mead tentang Interaksionisme Simbolis yaitu masyarakat, diri sendiri dan pikiran.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat pendidikan formal masyarakat Desa Banjarsari Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk, 2) mengetahui persepsi masyarakat Desa Banjarsari Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk terhadap pendidikan tinggi, 3) mengetahui keterkaitan makna persepsi masyarakat pedesaan terhadap pendidikan tinggi dengan konsep teori George Herbert Mead.
Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menginterprestasikan data-data yang ada untuk menggambarkan realitas sesuai dengan fenomena yang sebenarnya. Dan hasil peneitian ini menunjukkan bahwa: 1) tingkat pendidikan formal masyarakat Desa Banjarsari masih rendah, dimana pendidikan SD sebanyak 612 orang dengan prosentase 22,18%, SMP sebanyak 739 orang dengan prosentase 26,78%, SMA sebanyak 1094 orang dengan prosentase 39,65%, Perguruan Tinggi sebanyak 142 orang dengan prosentase 5,14%, dan tidak sekolah sebanyak 172 dengan prosentase 6,23%, 2) persepi masyarakat pedesaan di Desa Banjarsari terhadap pendidikan tinggi cukup baik, namun untuk merealisasikan anaknya melanjutkan ke perguruan tinggi kurang, 3) keterkaitan makna persepsi masyarakat pedesaan pada pendidikan tinggi dan konsep teori George Herbert Mead, dapat di lihat dari faktor internal yaitu tingkat ekonomi dan latar belakang pendidikan orang tua, sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan.
ENGLISH:
The rural community is the main actors for development. Therefore, it is needed to have the higher education as an effort to explore the potential and prepare the human resources as the next generation to fill certain roles in the society. In the village of Banjarsari, Ngronggot, Nganjuk has a potential agricultural land with the majority of peoples of farmers, farmer workers, employees and traders. So, the community has a low education level. This is due to the community's orientation towards jobs, so the community assumes that by providing higher education to their children will be useless, it can’t the future guarantee of their children. Thus, it is needed an explanation of higher education through social action with the three main concepts of George Herbert Mead's theory of Symbolic Interactionism: society, self-personal and mind.
The research aims at: 1) knowing the level of formal education of Banjarsari village, Ngronggot Nganjuk, 2) knowing the perception of the people of Banjarsari Village Ngronggot Nganjuk against the higher education; 3) knowing the correlation of rural people's perception toward higher education with the theory concept of George Herbert Mead.
The type of research used descriptive qualitative, by describing and interpreting the existing data to describe reality in accordance with actual phenomenon. The results of the research indicated that: 1) it had low level of formal education of Banjarsari village, where the primary school education was 612 people with 22,18%, junior high school was 739 people with percentage of 26,78%, senior high school was 1094 people with percentage of 39, 65%, college Education was 142 people with percentage of 5.14%, and unemployment was 172 with percentage of 6.23%, 2) rural community perception in the Village of Banjarsari against higher education was good enough, but to realize the son in completing to the college was low, 3) the relevance of the perception of rural society against the higher education and the theory concept of George Herbert Mead, it can be seen from internal factors, namely the economic level and educational background of parents, the external factor was the environment.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Mubarok, Zulfi | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Masyarakat Pedesaan; Pendidikan Tinggi; Teori George Herbert Mead; Rural Society; High Education | ||||||
Departement: | Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial | ||||||
Depositing User: | Mely Santoso | ||||||
Date Deposited: | 02 Aug 2018 10:04 | ||||||
Last Modified: | 02 Aug 2018 10:05 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10877 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |