Utomo, Danang Hadi (2017) Etnobotani tumbuhan obat oleh perempuan suku Osing di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Text (Fulltext)
13620002.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (3MB) |
Abstract
INDONESIA:
Satu di antara masyarakat yang memiliki kearifan lokal dalam hal penggunaan tumbuhan sebagai obat, antara lain adalah Suku Osing Kabupaten Banyuwangi. Namun diduga ada Suku Osing yang tidak lagi menggunakan tumbuhan sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggali kembali pengetahuaan tentang deskripsi tumbuhan obat, keberlanjutan pengetahuan lokal tumbuhan obat, dan alasan tidak menggunakan tumbuhan obat oleh Suku Osing Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 yang bertempat di lima desa yaitu: Desa Kemiren, Desa Taman Suruh, Desa kenjo, Desa Kampung Anyar, dan Desa Rejosari Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif dengan metode survei dan teknik wawancara yang meliputi structured interview, semi structured interview, dan unstruktured interview dengan pendekatan Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA). Sampling terdiri dari masyarakat Suku Osing yang tidak menggunakan tumbuhan obat dan masyarakat yang mengerti tentang tumbuhan obat. Responden penelitian berasal dari lima desa yaitu yang mengerti tumbuhan obat dari Desa Taman Suruh 19 responden, Desa Kenjo 16 responden, Desa Kampung Anyar 15 responden, sedangkan yang diduga tidak lagi menggunakan tumbuhan obat bersal dari Desa Kemiren 13 responden dan Desa Rejosari 12 responden.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat 50 spesies tumbuhan dari 29 famili yang dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan obat. Spesies yang sering digunakan untuk pengobatan tradisional adalah dari famili Zingiberaceae. Bagian tumbuhan yang banyak dimanfaatkan adalah daun 34%, rimpang 32%, buah 26%, akar 5%, batang 1%, bunga 1%, dan biji 1%. Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan adalah diminum setelah direbus 56%, diminum tanpa direbus 20%, dioleskan 17%, dan lainya 7%. Perolehan tumbuhan obat meliputi budidaya 38%, membeli di pasar 34%, dan mencari di alam 28%. Alasan tidak menggunakan tumbuhan obat meliputi: kurang praktis 39%, rasanya pahit 33%, larangan dokter 17%, dan lainya 11%. Metode keberlanjutan pengetahuan lokal tumbuhan obat meliputi pratik langsung 79%, lisan/ceramah 14%, dan tidak menyalurkan pengetahuan lokal kepada generasi selanjutnya sebesar 7%.
ENGLISH:
One of the society who have local wisdom in using plants as medicine, such as Osing Ethnic, Banyuwangi district. There was Osing ethnic doesn’t use plant as medecine. This research have purpose to purpose to digging back knowledge about description of medical plants, the continuing of local knowledge about medical plants, and the reason doesn’t using medical plants by Osing Ethnic, Glagah, Banyuwangi.
This research was conducted on May-June 2017 which place in five villages: Kemiren, Taman Suruh, Kenjo, Kampung Anyar, and Rejosari villages, Glagah, Banyuwangi district. This research include in descriptive exploratory with survey method and interview technique that such as: Structured interview, Semi structured interview, and Unstructured interview with PEA (Participatory Ethnobotanical Appraisal) approach. The sampling consist of society who do not use medical plants and society who understand about medical plants. The reseach respondents from five villages that understand about it. Those are: Taman Suruh village 19 respondents, Kenjo village 16 respondents, Kampung Anyar village 15 respondents, while allegedly no longer use medical plants derived from Kemiren village 13 respondents and Rejosari village 12 respondents.
According the result, we can known there are 50 species plants from 29 big family that are used as raw materials of medical plants. The species often used for traditional medicine is from the Zingiberaceae family. Part of the plant that widely used is leave 34%, rhizome 32%, fruit 26%, root 5%, stem 1%, flower 1%, and seed 1%. The utilization of plants is drunk after boiled 56%, drunk without boiled 20%, smeared 17%, and others 7%. The acquisition of medical plants include cultivation 38%, buying in the market 34%, and looking in nature 28%. The reason for doesn’t use medical plants include: less practical 39%, bitter taste 33%, doctor's ban 17%, and others 11%. The sustainability of local knowledge of medicinal plants includes 79% direct practice, oral / lecture 14%, and does not distribute local knowledge of 7%.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Minarno, Eko Budi and Barizi, Ahmad | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | Etnobotani; Tumbuhan Obat; Suku Osing; Ethnobotany; Medical Plants; Osing Ethnic | |||||||||
Departement: | Fakultas Sains dan Teknologi > Jurusan Biologi | |||||||||
Depositing User: | Mely Santoso | |||||||||
Date Deposited: | 26 Jul 2018 14:31 | |||||||||
Last Modified: | 26 Jul 2018 14:31 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10691 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |