Aprilia, Dhita Farikha (2017) Ideological construction of political memes on 9GAG. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13320027.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (2MB) | Preview |
Abstract
ENGLISH:
Nowadays, social media is not only a tool for its users to share photos, videos or statuses. However, social media becomes another entertainment for some users to just look for another fun by reading memes. Internet meme is now one of the main elements that must exist in every feature in social media, especially Instagram. Memes become one of the media for creative people who want to entertain others by talking about many things beginning from daily activities to serious issues that can be discussed. Today, politics is gaining great attention from the whole world, thus, many people want to argue about politics. Therefore, meme is becoming one of the media to express mind. In order to anticipate the opinion is not well-received, now some of people become meme makers in order to produce meme with the intention to poke fun sarcastic at politics.
This study explores the ideology of political meme using the theory of Gricean’s Maxims in the scope of pragmatics. In finding out the ideology, the researcher uses the concept of cooperative offered by Grice that are maxims of quality, quantity, relevance and manner. However, it may occur some breaking of the maxims such as flouting maxims and violating maxims. Since the description of ideology is in a form of motives or importance, this is why the memes are produced. In order to look how the construction of the ideology, this study goes with Fairclough’s theory of Ideology dealing with linguistic description of the language text, interpretation of the relationship between the discursive processes and the text, and explanation of the relationship between the discursive processes and the social processes” (Fairclough 1989: 97)
The results of this study indicate that the meme makers tend to flout and violate the proper maxims rather than following the rule. From eight (8) selected memes, there are only two data which conduct proper maxims. From six models of ideology, this study finds there are only two models of ideology found on those selected data: (1) talking negative about Donald Trump (attacking Trump) and (2) Talking negative about both Donald Trump and Hillary Clinton (attacking both Donald Trump and Hillary Clinton). In order to look for the ideology of each political meme, the way these memes talking about the candidates uses the strategy of strengthening the falling down image of both America Presidential Election’ candidates.
INDONESIA:
Saat ini, media sosial bukan hanya alat bagi penggunanya untuk berbagi foto, video atau status. Namun, media sosial menjadi hiburan lain bagi beberapa pengguna untuk sekedar mencari kesenangan lain dengan membaca meme. Meme kini menjadi salah satu elemen utama yang harus ada di setiap fitur pada media sosial, terutama Instagram. Meme menjadi salah satu media bagi orang-orang kreatif yang ingin menghibur orang lain dengan membicarakan banyak hal, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga isu serius yang bisa didiskusikan. Saat ini, politik mendapat perhatian besar dari seluruh dunia, sehingga banyak orang ingin berpendapat tentang politik. Karena itu, meme menjadi salah satu media untuk mengekspresikan pikiran. Untuk mengantisipasi anggapan tersebut tidak diterima dengan baik, saat ini orang tertarik menjadi pembuat meme yang membuat meme untuk menghasilkan meme yang menyindir politik melalui humor.
Penelitian ini mengeksplorasi ideologi dari meme politik dengan menggunakan teori Maksim dari Grice dalam lingkup pragmatik. Dalam menggali ideologi tersebut, peneliti menggunakan konsep prinsip kerjasama yang ditawarkan oleh Grice (1975) yaitu maksim kualitas, kuantitas, relevansi dan cara. Namun, hal itu mungkin terjadi beberapa terobosan maksim seperti flouting maxims dan violating maxims. Karena deskripsi ideologi adalah dalam bentuk motif atau kepentingan, inilah mengapa meme diproduksi. Untuk menemukan konstruksi ideologi dalam setiap meme, penelitian ini mengunakan teori dari Fairclough dengan menggunakan metode deskripsi bahasa pada teks, interpretasi antara hubungan proses diskusif dengan teks dan penjelasan antara hubungan proses diskursif dengan proses sosial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa maksim yang dilakukan oleh pembuat meme cenderung melanggar peraturan dari pada mengikuti maksim yang dikenalkan oleh Grice. Dari delapan (8) meme yang terpilih, hanya muncul dua data yang melakukan maksim dengan benar. Dari delapan model ideologi yang ditemukan, penelitian ini menemukan hanya dua model ideologi yang dilakukan yakni: (1) membicakan hal negatif mengenai Donald Trump (menyerang sisi Donald Trump) dan (2) membicarakan hal negatif mengenai kedua kandidat (menyerang kedua sisi baik Donald Trump maupun Hillary Clinton). Untuk mencari tahu ideologipada setiap meme, cara yang dilakukan meme – meme tersebut adalah dengan strategi untuk memperkuat citra kedua kandidat pemilihan Presiden Amerika yang sudah buruk.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Cahyono, Agus Eko | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Conversation Analysis; Gricean’s Maxims; Ideological Construction; Political Memes; Analisis Percakapan; Maksim Grice; Konstruksi Ideologi; Meme Politik | ||||||
Departement: | Fakultas Humaniora > Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris | ||||||
Depositing User: | Durrotun Nafisah | ||||||
Date Deposited: | 27 Apr 2018 10:00 | ||||||
Last Modified: | 27 Apr 2018 10:00 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10610 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |