Tryaningrum, Maulida (2017) Pertimbangan hakim Pengadilan Agama Pasuruan terhadap pengabulan permohonan izin poligami pasangan tuna netra tinjauan Maslahah Mursalah dalam putusan erkara nomor: 0914/Pdt.G/2016/PA.Pas. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
13210153.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (1MB) | Preview |
Abstract
INDONESIA:
Poligami adalah suatu ikatan pernikahan seorang laki-laki (suami) dengan seorang perempuan (istri) lebih dari satu. Dalam poligami ini diperbolehkan menurut Islam yaitu berdalil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Di Indonesia juga membolehkan praktik poligami yang telah diatur dalam Undang-Undang perkawinan. Namun bagaimana jika yang berpoligami ini adalah pasangan yang tuna netra, sedangkan mobilitas suami cukup tinggi dalam mencari nafkah yang berpindah-pindah dari kota ke kota yang lain. Suami merasa lemah jika hanya berdampingan seorang istri yang tuna netra juga, oleh karena itu membutuhkan pendamping yang dianggap dapat menompang kebutuhannya tersebut dengan cara berpoligami.
Dari peristiwa diatas, maka rumusan masalah yang ingin dikaji adalah: 1) Faktor apakah yang melatarbelakangi Hakim Pengadilan Agama Pasuruan dalam mengabulkan permohonan izin poligami terhadap pasangan tuna netra pada perkara nomor: 0914/Pdt.G/2016/PA.Pas? 2) Bagaimana pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Pasuruan terhadap pengabulan permohonan izin poligami pasangan tuna netra dalam perkara nomor: 0914/Pdt.G/2016/PA.Pas ditinjau dari Mashlahah Mursalah?. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian empiris. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi, kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Adapun hasil penelitian ini adalah, bahwa terdapat dua faktor yang melatarbelakangi Hakim dalam mengabulkan permohonan izin poligami terhadap pasangan tuna netra pada perkara nomor: 0914/Pdt.G/2016/PA.Pas. Faktor tersebut adalah rasa ta’awun dan menghindari zina. Ta’awun dilakukan guna menolong seorang yang cacat tersebut, sehingga dalam kehidupan sehari-harinya mereka dapat melaksanakan hubungan rumah tangga yang ingin mereka capai, sedangkan faktor menghindari zina agar tidak terjadinya zina diantara para pihak. Menghindari zina tersebut bertujuan untuk menghindari fitnah dari orang lain serta untuk menjaga keimanan seseorang sebagai kaum muslim. Adapun tinjauan mashlahah mursalah terhadap pertimbangan Hakim Pengadilan Agama Pasuruan dalam mengabulkan permohonan izin poligami pasangan tuna netra adalah lebih di utamakan kemaslahatannya dari pada kemudharatannya karena prinsip kemaslahatan tidak bertentangan dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Dan pengabulan permohonan izin poligami terhadap pasangan tuna netra ini benar-benar mengandung mashlahah yang diperlukan seseorang.
ENGLISH:
Polygamy is a marriage of a man (husband) who marry more than one woman (wife). According to Islam polygamy is allowed that is quoted from the Quran and the Sunnah. Indonesia also allows the practice of polygamy that has setted up in the law of marriage. Nonetheless what if that poligamy this is a blind couple, while mobility is high enough in the husband's earning a living are moving from city to another. The husband feels weak if only accompanies by a wife that blind so, therefore requiring an escort who can be considered the support of necessity by doing polygamy.
Towards the phenomenon above, the research questions that would like to be examined are: 1) the factor which influences the judges of Religious Court Pasuruan granted the petition in permits polygamy against a couple of blinds on docket number: 0914/Pdt. G/2016/PA.Pas? 2) How to the perspective of judges of Religious Court Pasuruan against the fulfilment of the petition permits polygamy blind couples in number: 0914/Pdt. G/2016/PA.Pas Seeing of Mashlahah Mursalah?. This research includes into the types of empirical research. The approach used in this study is a qualitative approach. In the techniques of data collection, researchers uses the method of interview and documentation, then the data obtained were analyzed using qualitative, descriptive methods of analysis.
The results of this research that there are two factors which aspects influenced judges in giving the application for permission of polygamy against blind couples on the matter number: 0914/Pdt. G/2016/PA.Pas. These factors are ta'awun and avoiding adultery. Ta'awun done to help a disability, so in daily life they can carry out household relationships that they want to achieve, whereas factor avoid adultery to avoid occurrence of adultery among their surroundings. Avoid adultery aims to avoid defamation of others as well as to keep one's faith as Muslims. The aims of mashlahah mursalah is against judges of Religious Court Pasuruan in giving of the application for the permit polygamy couples blind is more in the first the advantageous of disadvantageous because of the principle of benefit in not contrary to the interests and needs of the community. And the fulfilment of the petition permits polygamy against a couple of blind this really contain the benefits which is necessary to a person.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Kumkelo, Mujaid | ||||||
Contributors: |
|
||||||
Keywords: | Pertimbangan Hakim; Poligami; Tuna Netra; Mashlahah Mursalah; The Consideration Judges; Polygamy; Blind | ||||||
Departement: | Fakultas Syariah > Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah | ||||||
Depositing User: | Heni Kurnia Ningsih | ||||||
Date Deposited: | 24 Apr 2018 15:40 | ||||||
Last Modified: | 24 Apr 2018 15:40 | ||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10308 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |