Nafisah, Durratun (2017) Status hukum anak temuan perspektif Fiqh dan Peraturan Pemerintah nomor 54 Tahun 2007: Studi penemuan anak di Kelurahan Loloan Timur Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
|
Text (Fulltext)
15780022.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives. Download (4MB) | Preview |
Abstract
مستخلص البحث
تخلص من الأطفال أمر شائع في إندونيسيا لأسباب مختلفة. طفل بريء يجب أن تحمل حياتها منذ سن الأطفال الصغار. الأطفال الذين ليسوا محظوظين قد تحتاج للضمان في حياته سواء بالنسبة للدولة ا والديني. وخصوصا للطفلة، لا بد له من أن يكون وضعا قانونيا واضحا للنسب والولي في النكاح. الإلتقات في المجتمع لولوان الشرقية لديها نظام مختلف في قضى الأمر الإلتقات.
تهدف هذه الدراسة إلى تبين و تفهم طريقة الإقرار و التبنّي في قرية لولوان الشرقية و تبين و تفهم الإلتقات من ناهية الفقه و القانون نمرة 54 سنة 2007 في رأي العلماء. يستخدم هذه الدراسة هو بحث ميداني ونهج نوعية. طريقة الجمع البيانات مقابلات مع مثل البيانات الأولى. و حين بيانات الثانية باستخدام الأدبيات المتعلقة البحث
واستنبط من هذه الدراسة يعني: 1) طريقة الإقرار و التبنّي في قرية لولوان الشرقية بطريقط القربية, و هي: أولا، أن التربية و رعاية اللقيط لمن أول وجد فيه. ثانيا، إقرار اللقيط بطريقط القربية والدينية. ثالثا، شهادة إقرار اللقيط والتبنّي مع المسؤول. رابعا، تكون اللقيط الى بالرضاعة إلى المقر.2) تعيين و ضعية الحكم اللقيط الى العمر: أولا، اللقيط عمر (0 أشهر) يتم إرجاع الوضع القانوني للمقر من نسب أو الولي. ثانيا, اللقيط فوق سن 5 سنوات يتم إرجاع الوضع القانوني لمقر لكن إذا نكح اللقيط فالولي الحاكم. أراء العلماء للوضع القانوني اللقيط من ناهية القانون نمرة 54 سنة 2007 هو تمليك حقوق الحكم سواء كان بالتبنّي. تكون التبنّي بعد أن تثبت الحكم في المحكمة.
ABSTRACT
Neglecting children often occurs in Indonesia for various reasons. An innocent child must bear his life from the age of the toddler. These unfortunate children need certainty in their lives both for the social legal status and for the religion status. Especially for girl, she must have a clear legal status for her nasab and her guardian if she gets married. The reality that happened in the community of neglected child in East Loloan Village has different system in solving the case. They involve all parties to solve it.
This study aims to explain and understand the process of recognition and adoption of the neglected children in East Loloan Jembranan District based on sociological perspective and can explain and understand the status of adopting neglected child in fiqh and Government Regulation Number 54 of 2007 perspectives. Type of this research is field research and qualitative approach. The method of data collection is interview as a primary data. While the secondary data used literature reviews related to the focus of research. Data that has been collected and then processed and analyzed in accordance with the stages of research.
The results of research conducted by researcher are: 1) the process of recognition and adoption of children sociologically use the system of kinship or kinship by through several processes, namely: First, the neglected child entitled to be cared for by people who find the first according to the criteria. Second, the recognition of children based on kinship and religion. Thirdly, testimony in the recognition and adoption of children is witnessed by environmental officials. Fourthly, the neglected children were adopted by breastfeeding the children to the parents who confessed and breastfed by the families of both parties. 2) the legal status of children findings in fiqh have differences according to the age, as follows: First, neglected child was found at infant age (0 months) legal status is returned to people who admit it both in nasab and guardian. Secondly, a child found over the age of 5 years, the legal status is returned to a parent who acknowledges it but for trust issues is returned to the judge's guardian if he / she is to marry off his / her child. The views of religious leaders on the legal status of children's findings perspective of PP. 54 of 2007 has the same legal certainty with adopted children. He/she became a foster child after obtaining legal provisions from the court
ABSTRAK
Pembuangan terhadap anak sering terjadi di Indonesia dengan berbagai alasan. Anak-anak yang tidak beruntung ini membutuhkan kepastian dalam hidupnya baik kepastian untuk negara maupun agama. Terutama pada anak perempuan, ia harus memiliki kejelasan status hukum untuk nasabnya dan walinya jika ia akan menikah. Realitas yang terjadi di masyarakat tetang penemuan anak di Kelurahan Loloan Timur memiliki sistem yang berbeda dalam menyelesaikan perkara.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memahami proses pengakuan dan pengangkatan anak temuan di Kelurahan Loloan Timur Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana Provinsi dan dapat menjelaskan dan memahami anak temuan perspektif fiqh dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007. Jenis penelitian ialah penelitian lapangan (field research) dan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data ialah wawancara sebagai data primer. Sedangkan data sekunder menggunakan literatur yang berhubungan dengan fokus penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah: 1) proses pengakuan dan pengangkatan anak yang bersifat sosiologis dengan menggunakan sistem kekerabatan atau kekeluargaan dengan melalui beberapa proses yaitu: Pertama, Anak temuan berhak diasuh oleh orang yang menemukan pertama kali sesuai dengan kriterianya. Kedua, Pengakuan anak berdasarkan kekeluargaan dan secara agama. Ketiga, Kesaksian dalam pengakuan dan pengangkatan anak disaksikan oleh pejabat lingkungan. Keempat, Anak temuan dijadikan anak angkat dengan cara menyusui anak temuan kepada orang tua yang mengakuinya dan disusui oleh keluarga kedua belah pihak. 2) Status hukum anak temuan dalam fiqh memiliki perbedaan sesuai dengan usia yaitu: Pertama, Anak temuan yang ditemukan usia bayi (0 bulan) status hukum dikembalikan kepada orang yang mengakuinya baik dalam nasab maupun wali. Kedua, Anak yang ditemukan diatas usia 5 tahun status hukumnya dikembalikan kepada orang tua yang mengakuinya akan tetapi untuk masalah perwalian dikembalikan kepada wali hakim jika akan menikahkan anaknya. Perspektif PP No. 54 tahun 2007 memiliki kepastian hukum sama dengan anak angkat. Ia menjadi anak angkat setelah mendapatkan ketetapan hukum dari pengadilan
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Supervisor: | Saifullah, Saifullah and Kumkelo, Mujaid | |||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Keywords: | و ضعية الحكم; اللقيط; التبنّي; Legal Status; Neglected Children; Foster Children; Status Hukum; Anak Temuan; Anak Angkat | |||||||||
Departement: | Sekolah Pascasarjana > Program Studi Magister al-Ahwal al-Syakhshiyyah | |||||||||
Depositing User: | Mohammad Syahriel Ar | |||||||||
Date Deposited: | 14 Mar 2018 15:24 | |||||||||
Last Modified: | 14 Mar 2018 15:24 | |||||||||
URI: | http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/10231 |
Downloads
Downloads per month over past year
Actions (login required)
View Item |